Sebuah Pengulangan Memory yang Usang

Sesuatu yang aku sadari setelah rebahan lebih dari 48 Jam
Aku hanya sedang melarikan diri dari ingatan tentangnya
Tak ada kalimat maaf 
Tak ada tindakan apapun
hanya tersisa
~Penyesalan~


Diluar hujan deras, menggerus sisa-sisa debu diatas motorku. Aku mencoba biasa saja, walau kadang aku tidak tahu apakah aku menyukai hujan atau tidak. Bisa iya bisa juga tidak, aku tidak tahu. Tak ku hiraukan semua ingatan yang menggangguku karena ini adalah hari Sabtu, ya hari yang selalu aku tunggu setiap hari senin datang. Hari ini aku tidak akan mendengar suara printer yang berderit meronta-ronta tidak juga melihat tumpukan kertas yang rasanya sudah ingin aku "pertimbangkan" di depan meja besar yang duduk kokoh didepanku. iya, hari ini Sabtu. Aku ingin rebahan!

Aku hanya ingin bergelut dengan diriku sendiri di kamar kosan ini dan bertanya apakah ini yang aku sukai? apa ini yang aku mau? kulihat rekening bankku, "saldoku bertambah" gumamku. Apa aku habiskan saja semua isinya? apa dengan begitu lubang kosong ini akan terisi penuh? rasa sesak didada saat mengingatnya akan segera hilang? begitukah?

Hujan ini membuat sepatu kesayanganku basah. Hari ini hujan, kamu lihat itu? Awan apakah kamu menangis, disuatu tempat entah dimana itu. Aku melihat twittermu, kamu sedang bersedih. Awan, dia yang selalu mengganggu fikiranku. Laki-laki membosankan yang mengajariku keformalan dalam hidup. Lugu, manis, dan hangat. Teman SMP ku. Awan, bagaimana kabarmu? sudah lama tidak berjumpa. 

Tahun 2014 adalah terakhir kalinya aku melihatmu, dengan wajahmu yang polos dan tersenyum padaku. iya, kamu masih gendut dulu, kamu masih terlihat bahagia, dan kamu masih membersamaiku. Kamu tahu, dulu kamu terlihat sangat bahagia. Ada apa sekarang? apakah duniamu baik-baik saja? kamu sekarang terlihat tinggi, kamu menguruskan badanmu, membuatmu terlihat seperti laki-laki dewasa. Apakah sangat berat? menjadi dewasa?

Lagi-lagi ingatan tentangmu menggangguku. Ah entahlah kenapa aku selalu bertanya tentangmu. aku merasa kamu tidak baik-baik saja. aku merasa kamu seolah menyembunyikan rasa sakit yang entah sebearapa besarnya. aku merasa ingin...

memelukmu.


to be continued....

You Might Also Like

0 komentar