Desemberku, Aku Ragu
Pernah kutanya, pada diriku, ah bukan pernah lagi, tapi sering
Apakah kita sedang berjuang? ataukah kita hanya menunggu waktu untuk menyerah?
Kamu fokus pada traumamu. Aku fokus pada rasa sakitku
Kita dua orang dengan dua jalan. Mau sampai kapan kita berjalan di persimpangan yang beda?
Sudahlah, kita akui saja. Kita sama-sama egois
Kita hanya fokus pada perasaan masing-masing
Aku menerima, dialah yang tercinta untukmu
Dan aku juga sadar, cinta yang ku punya sudah habis
Bersamamu, aku ragu melangkah
Bayang-bayang masa lalu masih angkuh mencampuri urusan kita saat ini.
Rasa sakit itu menghajar habis perasaan percaya diri kita untuk mencinta
Aku sombong, kukira akulah jawaban atas semua laramu
Kukira dengan semua yg kulakukan akan membuatmu kembali bersinar
Nyatanya tidak, sinarmu tak pernah kembali lagi hidup. Sinarmu hilang, pergi bersamanya
Kau bunuh habis seluruh bahagia yang tersisa. Kini kamu hanya raga tanpa makna.
Aku tidak cukup indah untuk menjadikanmu bulan saat malam atau bahkan hanya sekedar lampu pijar saat gelap.
Aku? sama saja. Raga tanpa rasa.
Semua perasaan sudah tak berarti seperti kepompong yang ditinggal tuannya.
Aku pernah mencintaimu dengan sungguh
Dengan segala yg ku upayakan
Sempat kamu menjadi bulan Desember bagiku
Namun kau katakan padaku, Aku hanya tanggal 1 Januari
Iya, hanya untuk liburan dan pesta hura-hura.
1 Januari yang menyenangkan namun hanya sesaat.
Bagaimana mungkin setelah semua yg kulewati
kamu katakan padaku lagi
Gambarmu sudah menemukan titik kesempurnaan padaku
Degradasi warnanya sudah secantik senja
Kamu katakan dengan tegas, akulah kuas terakhir pada kanvasmu
Maafkan aku,
Desemberku, Aku Ragu Padamu
![]() |
Sebuah Usaha Melupakan ~ Boy Candra |
0 komentar