Ngoceh : Sebuah Pencapaian Berbanding Lurus dengan Rasa Iri

Rasa iri itu gak baik, begitu kata para ustad dan pastinya si Mbahku. Tapi siapa yang sangka berawal dari rasa iri itu, kamu menjadi punya daya saing. Semua rasa itu tergantung kita dalam mengimplementasikannya. mau rasa yang bagus atau rasa yang buruk, itu tergantung kita menyikapinya. Beberapa orang merasa sudah berada di zona nyaman karena tidak memiliki saingan. Nah inilah mengapa aku suka atmosfer kompetisi. Dengan iri dan kepingin menjadi lebih, maka kamu akan memiliki kemampuan lebih untuk berusaha. Iri itu sah-sah saja menurutku, selama iri tersebut dikelola dengan baik. Kalian taulah batas diri kalian sendiri. Seberapa besar resiko yang akan kalian dapatkan akhibat tindakan tertentu. Come on, jangan merasa hal yang negatif itu menjadi benar-benar negatif hanya karena kita terkungkung dengan doktrin masa lalu. Jika kalian Iri maka akuilah (pada dirimu sendiri) dan lakukan aksi yang membuat kamu bisa mencapai hal yang kamu irikan. Percayalah, rasa iri yang kalian kelola dengan baik akan menjadi jejak sejarah hidup kalian, dan kalian akan merasa benar-benar HIDUP.
Aku iri dengan mereka yang bisa kuliah 
Kuliah adalah kebutuhan tersier bagiku. Ah tidak mungkin, tapi aku ngotot kuliah. Why? jawaban jujurnya adalah karena aku ingin kabur dari rumah hahaha. Tak aku sangka, ini menjadi boomerang bagiku, kesulitan demi kesulitan bermunculan yang membuatku pasrah melepas nyawa jika memang diharuskan. Perjalanan 4 tahun yang melelahkan dan menguras air mata. Aku hanya ingin membuktikan kalau tekat kuat dan bergantung pada Allah bisa mengalahkan segalanya. Apa sih istimewanya menjadi mahasiswa? mungkin bagi sebagian orang itu hal receh remeh temeh, tapi bagiku, ini adalah awal doktrinku kepada tradisi keluarga yang bermainset pendidikan itu gak penting.

Dimulai dari kehabisan biaya disemester pertama dan minta di DO, sampai akhirnya dapet beasiswa dan lulus dengan campurtangan takdir yang begitu indah. Thanks God untuk semua nikmatMu. aku ingin memupuk keirian yang lainnya. Iri ini bikin nagih. Bagaimana menurutmu? Bukankah iri ini mendewasakan? membuatmu lebih bermakna, hidup yang bergejolah, berapi-api namun kadang menjijikkan seperti menginjak Ta*i. Irilah, bermimpilah, dan lakukan! semua memang tak seindah rencana namun berakhir manis. Aku yakin itu.



Aku iri kepada kakak kelas yang sering juara Lomba

 Siapa sih yang gak mau bawa piala kemenangan? siapa sih yang gak mau dapet duit banyak hadiah lomba? siapa sih yang gak mau terkenal disekolah karena pinter?  itu motivasi pertama aku dulu. iri banget lihat kakak tingkat selalu menang lomba, lalu ketika aku ditawarin ikut lomba, langsunglah aku bilang iya. walau aku tau aku gak pinter-pinter amat. Bodo amat, siapa yang peduli kamu pinter atau enggak kalau kesempatan udah ada. Setiap ada kesempatan, diiyain aja dulu, prosesnya gimana dipelajarin ntar hahahha. bener dong, aku merasa paling goblok disana. Bayangkan satu ruangan semua isinya orang-orang pinter yang merebutkan Juara 1. Aku berusaha semaksimal mungkin untuk menang, hasilnya? bener dong -AKU KALAH- hahahaha.  Gak masalah masih ada event lainnya.

Percobaan kedua, Aku Juara 1 se Jatim. Menurutmu kenapa? aku pinter? kagak sama sekali. Menurutku karena aku Menantang diriku sendiri. Menagih janji Allah. dan membuktikan kebesaran Allah. Ketika Allah berjanji "barang siapa bersungguh-sungguh maka ia akan mendapatkannya" so aku manfaatin dong kesempatan ini untuk menagih janji. Aku belajar dan berdoa tiap malam, tanpa absen. Dan ketika pengumuman, aku hanya berdoa dalam hati "ya Allah engkau telah berjanji, tidakkah engkau ingin menepati janjiMu kepada hamba? karena hamba telah bersungguh-sungguh" bener dong, seketika itu pula Allah menunjukkan kuasaNya. Aku juara 1. dan juara2 lainnya menyusul kebelakangnya.
Awal dari semua mimpi

Piagam Pertama

Dari cerita tersebut aku mulai mengenali diriku, iya aku terpacu ketika aku memiliki saingan. Naluri Leo yang selalu ingin terlihat no 1 seakan bangkit kembali saat aku diragukan dan merasa bukan siapa-siapa. Itulah mengapa aku senang perasaan iri, itu pertanda aku menginginkan sesuatu yang lebih dari yang saat ini aku dapatkan, dan aku akan berusaha meraihnya (pastinya dengan logika dan nurani yang menyertainya). terimakasih semesta. 


You Might Also Like

0 komentar