Personal: What I Have Regret in 23 Years Old

Pernah gak sih ngerasa merem tapi semua anggota tubuhmu masih aktif?
capek banget kan, kenapa setelah merem berjam-jam kamu masih tetep aja terbangun.
kira-kira begitulah rasanya, when you miss someone.

Aku mau berbagi cerita.

Mungkin hidup bisa terasa seperti nginjek ta*i tapi kamu tahu, hidup tak pernah semenarik ini sebelum aku mengenalnya.

Kalimat aku mencintainya tak pernah terucap serius dari mulutku.
Terlalu biasa, tapi untuk pertama kalinya hati ini bergetar ketika mengucapkannya.
Pertama kali aku bahagia karna telah terlahir di bumi
Pertama kali aku tahu bahwa aku benar-benar hidup dan merasa udara yang kuhirup begitu bermakna.

Iya dia (yang bukan siapa-siapa) menjadi berarti ketika mengajakku bermimpi.
Gadis miskin, udik, ndeso, tak bermasa depan kini menjadi pemimpi amatir
Diajari menggergaji angin sambil berharap menuai hasilnya
Hasil? Everybody know that angin tak bisa di gergaji
So, apa yang aku dapat?
Realita bahwa aku sekarang telah keluar dari daerahku
Melihat dunia yang luas dan gemerlap
Memandangi diriku sendiri di cermin dan bilang “aku telah berjalan jauh”
Namun ada yang mengganjal dalam di hatiku, kenyataan bahwa aku tak membersamainya.
Kenyataan bahwa aku mengecewakannya
Kenyataan bahwa aku sekarang hanya debu baginya (ditebas dengan tangannya karna gak penting)
Dan Kenyataan bahwa, aku masih mencintainya.

NB : jangan lepaskan orang yang membuatmu bermimpi tinggi, karena ketika kamu melepasnya, mimpimu akan berhenti atau kamu harus memulai mimpi yang baru, dan itu melelahkan. Harus dibayar dengan minum kopi semalaman dan mata panda esok harinya.


You Might Also Like

0 komentar